Sabtu, 26 Mei 2012

Karakteristik Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul

Berapa jumlah penyandang disabilitas di kabupaten Bantul, belum dapat diketahui secara pasti. Namun berdasarkan sensus penduduk tahun 2008 di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada 39,091 penyandang disabilitas di DIY. Dan dari 39,091 difabel di DIY, 8,471 berada di kabupaten Bantul. Demikian data menurut Dinas Sosial Propinsi DIY.

Sebenarnya data tersebut di atas, kurang valid mengingat belum adanya pemahaman yang sama pada beberapa kalangan tentang definisi penyandang disabilitas (difabel). Dan seringkali banyak difabel yang belum terdaftar di tingkat desa atau kelurahan. Apalagi jika mengingat karakteristik penyandang difabilitas di Kabupaten Bantul.

Secara garis besar, karakteristik penyandang disabilitas di Kabupaten Bantul bisa digambarkan sebagai berikut:
  • Hampir 89% tinggal di daerah pedesaan (rural area)   
  • Berasal dari keluarga yang tingkat social ekonomi dan kesehatan rendah   
  • Tingkat pendidikan umumnya rendah   
  • produktifitas sumber daya manusia para difabel relatif rendah karena belum banyak kesempatan pendapatkan pelatihan  
  • Masih banyak yang menghadapi masalah psikologis. Seperti tidak berani keluar rumah karena malu, tidak percaya diri dan ketakutan    
  • Masih adanya hambatan social (social and cultural barriers), yaitu diskriminasi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Juga adanya hambatan fisik (architectural barriers) yaitu belum tersedianya banyak fasilitas umum yang aksesibel    
  • Kesulitan mendapatkan akses permodalan    
  • Kemampuan melakukan pemasaran usaha masih rendah.
Dengan melihat karakteristik para difabel di atas, dapat dibayangkan betapa saudara-saudara kita ini memiliki banyak sekali persoalan dalam kehidupan mereka. Dan hal ini berdampak pada tingkat kesejahteraan mereka secara mandiri.

Oleh karena itulah, dalam program CIQAL, yang menjadi target adalah teman-teman difabel di pelosok-pelosok Bantul, yang belum pernah tersentuh.  

 (Foto: Sebagian beneficiaries CIQAL yang merupakan peserta pelatihan jahit dan sablon tahun program 2011-2012)


Sabtu, 19 Mei 2012

CIQAL, Disabilitas dan Masyarakat


Penyandang disabilitas (difabilitas) tak bisa lepas dari masyarakat, karena mereka adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Namun pada kenyataannya, para difabel masih sering terpinggirkan di dalam masyarakat. Mereka masih sering dipandang sebelah mata.

Untuk itu diperlukan adanya suatu perekat yang mengikat antar para difabel itu sendiri dan antara difabel dengan masyarakat pada umumnya, termasuk juga dengan Pemerintah dan Legislatif. Hal ini penting untuk menghilangkan sekat-sekat yang selama ini (seolah-olah) ada antara difabel dan non-difabel. Dan perekat itu antara lain adalah sebuah event seperti Sunday Morning Gathering yang diadakan pada 22 April 2012 lalu.

Sunday Morning Gathering (SMG) adalah sebuah event yang diadakan oleh komunitas difabel di Yogyakarta.  Yakni sebuah ajang silaturahmi antara para penyandang disabilitas dan stakeholder di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). SMG diadakan secara bergantian oleh lembaga-lembaga disabilitas di Yogyakarta. Setelah sempat vakum beberapa lama, SMG ini kini mulai digiatkan kembali. Dan pada April kemarin, adalah giliran CIQAL untuk menjadi panitianya.

SMG bulan lalu diadakan di halaman kantor DPRD Provinsi DIY. Pemilihan halaman DPRD sebagai tempat adalah tak lain karena saat ini DPRD DIY sedang menggodog Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) tentang Disabilitas. Dan CIQAL sebagai LSM difabel turut serta aktif menginisiasi lahirnya Raperda tersebut. Maka tak heran jika dialog dengan Ketua Pansus Raperda DPRD DIY menjadi salah satu acara dalam SMG lalu. Selain itu, teman-teman difabel dan keluarganya juga berkesempatan berdialog dengan perwakilan Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerajaan dan Transmigrasi, serta Dinas Kesehatan DIY.

Dialog tersebut sangat bermanfaat. Selain sebagai sharing, juga sebagai media untuk menyampaikan informasi, seperti jaminan kesehatan untuk difabel serta program-program pelatihan khusus difabel.

 
Hal yang membuat Sunday Morning Gathering lalu meriah adalah adanya game dan doorprize yang diadakan panitia, yakni CIQAL.  Tentu saja game yang diadakan adalah permainan sederhana yang memungkinkan semua teman-teman difabel bisa terlibat, termasuk teman-teman yang berkursi roda.

Sayangnya, peserta SMG yang datang tidak sebanyak yang diharapkan. Hal ini mungkin karena SMG telah lama vakum. Namun demikian, ada asa di sana. Asa akan kehidupan yang inklusif dalam masyarakat bagi penyandang disabilitas. Juga asa bahwa Yogyakarta akan menjadi kota yang ramah difabel. Dan itu pula mimpi CIQAL yang semoga bisa terwujud. Semoga….

Selasa, 15 Mei 2012

Tentang CIQAL



CIQAL (Center for Impoving Qualified Activity in Live of People with Disabilities) adalah organisasi yang berdiri 2003 dan bekerja untuk penyandang disabilitas/difabilitas. CIQAL fokus pada kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari teman-teman difabel/disabel. Agar mereka bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam hidup bermasyarakat.

Sebagaimana LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lainnya, CIQAL juga mempunyai cita-cita dan juga mimpi. Cita-cita dam mimpi CIQAL adalah agar teman-teman difabel meningkat kesejahteraan ekonominya serta mandiri terutama secara ekonomi.  Hal ini tak lain karena dari temuan CIQAL, teman-teman difabel masih sering menjadi pihak yang terpinggirkan. Dan banyak dari mereka termasuk dalam golongan yang lemah secara ekonomi, pendidikan dan ketrampilan.

Untuk mewujudkan mimpi itu, telah banyak kegiatan yang telah dilakukan CIQAL. Mulai dari pemberian pelatihan-pelatihan, penanganan korban gempa Yogyakarta 2006, penyadaran hak politik bagi difabel, sampai pada event-event disabilitas seperti Sunday Morning Gathering. Dan dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, CIQAL telah bekerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, swasta maupun lembaga lain, baik dari dalam maupun luar.

Saat ini CIQAL sedang fokus pada Program Pemberdayaan Ekonomi Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini merupakan kelanjutan dari program yang sama pada tahun 2010 dan 2011. Dan program ini merupakan kerja sama CIQAL dengan CARITAS GERMANY.

Selain itu, CIQAL juga aktif mensosialisasikan UNCRPD (United Nation Convention Right of People with Disabilities), yaitu konvensi PBB tentang hak penyandang disabilitas. Konvensi ini telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan dikeluarkannya UU No. 19/2011. 

Baru-baru ini CIQAL juga aktif ikut dalam tim yang menginisiasi terbentuknya Raperda DIY tentang disabilitas di propensi DIY. Dan Raperda itu sekarang masih dalam proses di DPRD Propinsi DIY. Di sini CIQAL bekerja sama dengan DRF (Disability Right Fund). 

Untuk informasi lebih lanjut atau sekedar berbagi pengalaman, bisa menghubungi CIQAL. Saat ini CIQAL berkantor di Jl. Sewon Indah, Ngireng-ireng, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Terakhir, mari kita wujudkan inklusifitas dalam kehidupan bermasyarakat. Karena disabilitas adalah bentuk lain dari keragaman. Dan alangkah indahnya dunia ini, jika dalam keberagaman itu kita bisa saling menghargai, saling membantu, dan saling merangkul satu sama lain, tanpa saling meminggirkan. Karena Allah menciptakan manusia itu berbeda-beda adalah untuk saling mengenal dan saling menghormati satu sama lain.

Update Profil CIQAL bisa dilihat di sini.