Sabtu, 19 Mei 2012

CIQAL, Disabilitas dan Masyarakat


Penyandang disabilitas (difabilitas) tak bisa lepas dari masyarakat, karena mereka adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Namun pada kenyataannya, para difabel masih sering terpinggirkan di dalam masyarakat. Mereka masih sering dipandang sebelah mata.

Untuk itu diperlukan adanya suatu perekat yang mengikat antar para difabel itu sendiri dan antara difabel dengan masyarakat pada umumnya, termasuk juga dengan Pemerintah dan Legislatif. Hal ini penting untuk menghilangkan sekat-sekat yang selama ini (seolah-olah) ada antara difabel dan non-difabel. Dan perekat itu antara lain adalah sebuah event seperti Sunday Morning Gathering yang diadakan pada 22 April 2012 lalu.

Sunday Morning Gathering (SMG) adalah sebuah event yang diadakan oleh komunitas difabel di Yogyakarta.  Yakni sebuah ajang silaturahmi antara para penyandang disabilitas dan stakeholder di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). SMG diadakan secara bergantian oleh lembaga-lembaga disabilitas di Yogyakarta. Setelah sempat vakum beberapa lama, SMG ini kini mulai digiatkan kembali. Dan pada April kemarin, adalah giliran CIQAL untuk menjadi panitianya.

SMG bulan lalu diadakan di halaman kantor DPRD Provinsi DIY. Pemilihan halaman DPRD sebagai tempat adalah tak lain karena saat ini DPRD DIY sedang menggodog Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) tentang Disabilitas. Dan CIQAL sebagai LSM difabel turut serta aktif menginisiasi lahirnya Raperda tersebut. Maka tak heran jika dialog dengan Ketua Pansus Raperda DPRD DIY menjadi salah satu acara dalam SMG lalu. Selain itu, teman-teman difabel dan keluarganya juga berkesempatan berdialog dengan perwakilan Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerajaan dan Transmigrasi, serta Dinas Kesehatan DIY.

Dialog tersebut sangat bermanfaat. Selain sebagai sharing, juga sebagai media untuk menyampaikan informasi, seperti jaminan kesehatan untuk difabel serta program-program pelatihan khusus difabel.

 
Hal yang membuat Sunday Morning Gathering lalu meriah adalah adanya game dan doorprize yang diadakan panitia, yakni CIQAL.  Tentu saja game yang diadakan adalah permainan sederhana yang memungkinkan semua teman-teman difabel bisa terlibat, termasuk teman-teman yang berkursi roda.

Sayangnya, peserta SMG yang datang tidak sebanyak yang diharapkan. Hal ini mungkin karena SMG telah lama vakum. Namun demikian, ada asa di sana. Asa akan kehidupan yang inklusif dalam masyarakat bagi penyandang disabilitas. Juga asa bahwa Yogyakarta akan menjadi kota yang ramah difabel. Dan itu pula mimpi CIQAL yang semoga bisa terwujud. Semoga….

Tidak ada komentar: