Penyandang
disabilitas (difabilitas) tak bisa lepas dari masyarakat, karena mereka adalah
bagian dari masyarakat itu sendiri. Namun pada kenyataannya, para difabel masih
sering terpinggirkan di dalam masyarakat. Mereka masih sering dipandang sebelah
mata.
Untuk itu
diperlukan adanya suatu perekat yang mengikat antar para difabel itu sendiri
dan antara difabel dengan masyarakat pada umumnya, termasuk juga dengan
Pemerintah dan Legislatif. Hal ini penting untuk menghilangkan sekat-sekat yang
selama ini (seolah-olah) ada antara difabel dan non-difabel. Dan perekat itu
antara lain adalah sebuah event seperti Sunday Morning Gathering yang diadakan
pada 22 April 2012 lalu.
Sunday
Morning Gathering (SMG) adalah sebuah event yang diadakan oleh komunitas
difabel di Yogyakarta. Yakni sebuah
ajang silaturahmi antara para penyandang disabilitas dan stakeholder di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). SMG diadakan secara bergantian oleh
lembaga-lembaga disabilitas di Yogyakarta. Setelah sempat vakum beberapa lama,
SMG ini kini mulai digiatkan kembali. Dan pada April kemarin, adalah giliran
CIQAL untuk menjadi panitianya.
SMG bulan
lalu diadakan di halaman kantor DPRD Provinsi DIY. Pemilihan halaman DPRD
sebagai tempat adalah tak lain karena saat ini DPRD DIY sedang menggodog
Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) tentang Disabilitas. Dan CIQAL sebagai LSM
difabel turut serta aktif menginisiasi lahirnya Raperda tersebut. Maka tak
heran jika dialog dengan Ketua Pansus Raperda DPRD DIY menjadi salah satu acara
dalam SMG lalu. Selain itu, teman-teman difabel dan keluarganya juga
berkesempatan berdialog dengan perwakilan Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerajaan
dan Transmigrasi, serta Dinas Kesehatan DIY.
Dialog
tersebut sangat bermanfaat. Selain sebagai sharing, juga sebagai media untuk
menyampaikan informasi, seperti jaminan kesehatan untuk difabel serta
program-program pelatihan khusus difabel.
Sayangnya,
peserta SMG yang datang tidak sebanyak yang diharapkan. Hal ini mungkin karena
SMG telah lama vakum. Namun demikian, ada asa di sana. Asa akan kehidupan yang
inklusif dalam masyarakat bagi penyandang disabilitas. Juga asa bahwa
Yogyakarta akan menjadi kota yang ramah difabel. Dan itu pula mimpi CIQAL yang
semoga bisa terwujud. Semoga….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar