Etika
Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas
Kita sudah merubah konsep dari
objek cacat menjadi disabilitas. Konsep ini bukan sekedar kata, tetapi lebih
luas, bagaimana kita bersoaialisasi dan kita berlaku dengan disabilitas. Prinsip ini yang harus diingat!!
•
Bertanya sebelum
membantu ; selalulah
bertanya, jangan berasumsi. Asumsi bisa
membentuk stigma
•
Peka terhadap
kontak fisik
•
Pertimbangkanlah
•
Jangan berasumsi
•
Merespon dengan sopan permintaan mereka
Bagaimana menawarkan pertolongan kepada penyandang
disabilitas?
Ø Sebagian besar penyandang disabilitas tidak
membutuhkan pertolongan ekstra, alasan utama mereka membutuhkan bantuan adalah
karena adanya hambatan
lingkungan;
mereka bisa
beradaptasi dengan lingkungannya.
Ø Penyandang disabilitas juga manusia biasa sama seperti
yang lain, ada yang dengan percaya diri akan meminta pertolongan dan ada pula
yang tidak:
Ø Jangan pernah berasumsi bahwa pertolongan dibutuhkan dan
menduga bagaimana melakukan pertolongan tersebut;
mereka sudah bisa beradatasi dengan alat bantunya.
Ø Tawarkan pertolongan/bantuan jika Anda merasa mereka
membutuhkannya, dengan bertanya
“Anda tidak apa-apa?” atau “Apakah Anda perlu bantuan?”
Ø Penyandang disabilitas juga punya hak untuk berkata
“Tidak”
•
Jadikan dia
orang pertama; terkadang tidak mengajak langsung
bicara dengan penyandang disabilitasnya, ketika seorang disabiltas sedang
bersama orang tuanya. Karena dianggap tidak mampu
•
Hindari
penggunaan istilah seperti pengkhususan terhadap kecacatannya “sibisu, sibuta,
situli, atau bentuk bentuk fisik yang menantang ;
misalnya saya ooh anggi yang mana? Itu
anggi yang cebol. Ada bebrapa tempat yang masih seperti itu.
Dengan segala tipe
disabilitas hindari istilah- istilah yang tidak bisa memberdayakan seperti
“korban”, “penderita.
Hambatan penglihatan=tuna netra.
Lebih baik
kita selalu bertanya enaknya menggunakan istilah apa jangan sampai berasumsi
•
Kehilangan penglihatan bukan berarti melupakan kata “MELIHAT”.
•
Para tuna netra menggunakan tangan sebagai penyeimbang. Berikan tangan
anda - jangan mengambil
tangan – jika dia memerlukan untuk
dipandu.
Ketika mau membantu orang yang
hambatan penglihatan, jangan ambil tangannya. Biarlah orang yang terhambat
penglihatannya yang memegang tangan anda atau pudak anda
•
Berjalan disampingnya dan gambarkan keadaan sekeliling, beritahukan
perubahan arah dan rintangan- rintangan yang ada dengan jelas.;
Teman disabiltas ini yang memegang pundak atau tangan anda. Karena mereka
akan merasakan kalau kita naik tekstur pundak kita akan naik. Usahakan dengan
jelas menggambarkan sekelilingnya dengan detil
•
Beritahukan tentang diri anda sebelum melakukan kontak fisik. Beritahukan
nama anda dan peran anda.
Hambatan pendengaran atau tuli
•
Gunakan tulisan atau gambar
•
Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana.; kalau kita tidak bisa bahasa isyarat gunakan
bahasa yang sederhana
•
Saling berhadapan saat berbicara untuk memudahkan
membaca gerak
bibir
anda.
•
Bicaralah pelan-pelan serta gunakan
suara biasa.
Jangan makan permen karet atau meletakkan tangan anda didepan mulut.
•
Orang dengan kesulitan pendengaran perlu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut dengan dirinya, jangan memutuskan sesuatu untuk
mereka.
Orang yang
mengalami kesulitan berbicara
•
Jika anda bermasalah untuk memahami apa yang dikatakan silahkan minta untuk diulangi
•
Jika anda tidak yakin apa yang telah anda pahami, anda bisa megulangnya
untuk verifikasi
•
Berikan perhatian penuh kepada orang tersebut. Jangan mengganggu
atau memotong pembicaraannya
•
Jangan tertawa atau tersenyum-senyum saat orang tersebut berbicara
Dari konsep disabilitas ini, mulailah
dengan kebiasaan diri kita memanusiakan dan memberikan martabat kepada
penyandang disabilitas. Sekali lagi bertanya jika akan membantu.
Orang yang menggunakan
kursi roda atau yang mengalami kesulitan mobilitas
•
Berjalanlah
dekat
dengan orang tersebut sesuai dengan irama mereka.
Tawarkan bantuan bila ada perubahan arah.
•
Tempatkan diri
Anda sama tinggi dengan mereka untuk menciptakan hubungan yang setara atau
adil.
•
Orang yang menggunakan kruk membutuhkan lengan mereka untuk
menjaga keseimbangan mereka, jangan pernah memegang lengan mereka.
•
Terjatuh adalah
masalah besar, berikan
peringatan apabila lantai basah.
Tuna grahita
Memiliki usia fisik dan usia mental.
Jadi usahakanlah
•
Berbicara seperti
biasa dengan kalimat- kalimat yang singkat
serta mudah dimengerti.
•
Luangkan waktu
untuk mendengar dan mengerti apa yang orang tersebut bicarakan
•
Sabar
•
Gunakan kata-kata yang biasa
seperti berbicara dengan orang dewasa, ingatlah
bahwa dia juga orang dewasa yang dapat membuat keputusan sendiri.
•
Tuna grahita bergantung pada kebiasaan yang sudah dikenal dalam
mengatur tugas atau kegiatan sehari-hari, sehingga jika terjadi perubahan
dilingkungannya mereka memerlukan tenggang waktu tertentu untuk mampu
menyesuaikan dirinya.
Orang dengan Kelayuhan Otak (CP)
•
Berbicaralah
dengan jelas, dan jangan memotong atau menghentikan pembicaraan
•
Jika memang Anda
belum paham, mintalah lawan bicara anda untuk mengulangi kembali perkataannya
•
Kadang orang
dengan kelayuhan otak membuat gerakan diluar kesadaran mereka, perhatikan
dengan baik-baik apa yang hendak disampaikan
INGAT
·
Jangan membuat
keputusan bagi para penyandang disabilitas tentang apa yang mereka bisa lakukan
dan apa yang tidak bisa mereka lakukan.
·
Penyandang disabilitas adalah: pribadi-pribadi dengan keluarganya, pekerjaan, hobi,
sesuatu yang disukai atau tidak, dan permasalahan serta kegembiraan. Penyandang
disabilitas adalah individu,
bukan korban bukan pahlawan.
·
Bahwa penyandang
disabilitas memiliki kebutuhan
individual terkait hambatan lingkungan yang mereka hadapi dan bukan
karena disabilitasnya.
·
Bahwa aksesibilitas
sangat penting bagi penyandang disabilitas.
·
Sangat penting untuk
bertemu dan mendengarkan apa pendapat penyandang disabilitas.
Materi ini disampaikan oleh Anggiasari
Puji Aryatie, handicap International
dalam Workshop Media dan Difabel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar