Selasa, 16 Mei 2017

Etika Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas



Etika Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas

Kita sudah merubah konsep dari objek  cacat menjadi disabilitas.  Konsep  ini bukan sekedar kata, tetapi  lebih luas, bagaimana kita bersoaialisasi dan  kita berlaku dengan disabilitas.  Prinsip ini yang harus diingat!!
         Bertanya sebelum membantu ; selalulah bertanya, jangan berasumsi.  Asumsi bisa membentuk stigma
         Peka terhadap kontak fisik
         Pertimbangkanlah
         Jangan berasumsi
         Merespon dengan sopan permintaan mereka
Bagaimana menawarkan pertolongan kepada penyandang disabilitas?
Ø  Sebagian besar penyandang disabilitas tidak membutuhkan pertolongan ekstra, alasan utama mereka membutuhkan bantuan adalah karena adanya hambatan lingkungan;  mereka bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Ø  Penyandang disabilitas juga manusia biasa sama seperti yang lain, ada yang dengan percaya diri akan meminta pertolongan dan ada pula yang tidak:
Ø  Jangan pernah berasumsi bahwa pertolongan dibutuhkan dan menduga bagaimana melakukan pertolongan tersebut; mereka sudah bisa beradatasi dengan alat bantunya.
Ø  Tawarkan pertolongan/bantuan jika Anda merasa mereka membutuhkannya, dengan bertanya “Anda tidak apa-apa?” atau “Apakah Anda perlu bantuan?”
Ø  Penyandang disabilitas juga punya hak untuk berkata “Tidak”
         Jadikan dia orang pertama; terkadang tidak mengajak langsung bicara dengan penyandang disabilitasnya, ketika seorang disabiltas sedang bersama orang tuanya. Karena dianggap tidak mampu
         Hindari penggunaan istilah seperti pengkhususan terhadap kecacatannya “sibisu, sibuta, situli, atau bentuk bentuk fisik yang menantang ; misalnya  saya ooh anggi yang mana? Itu anggi yang cebol. Ada bebrapa tempat yang masih seperti itu.
Dengan segala tipe disabilitas hindari istilah- istilah yang tidak bisa memberdayakan seperti “korban”, “penderita

Hambatan penglihatan=tuna netra.
Lebih baik kita selalu bertanya enaknya menggunakan istilah apa jangan sampai berasumsi
         Kehilangan penglihatan bukan berarti melupakan kata “MELIHAT”.
         Para tuna netra menggunakan tangan sebagai penyeimbang. Berikan tangan anda - jangan mengambil tangan – jika dia memerlukan untuk dipandu.
 Ketika mau membantu orang yang hambatan penglihatan, jangan ambil tangannya. Biarlah orang yang terhambat penglihatannya yang memegang tangan anda atau pudak anda
         Berjalan disampingnya dan gambarkan keadaan sekeliling, beritahukan perubahan arah dan rintangan- rintangan yang ada dengan jelas.;
Teman disabiltas ini yang memegang pundak atau tangan anda. Karena mereka akan merasakan kalau kita naik tekstur pundak kita akan naik. Usahakan dengan jelas menggambarkan sekelilingnya dengan detil
         Beritahukan tentang diri anda sebelum melakukan kontak fisik. Beritahukan nama anda dan peran anda.

Hambatan pendengaran atau tuli
         Gunakan tulisan atau gambar
         Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana.; kalau kita tidak bisa bahasa isyarat gunakan bahasa yang sederhana
         Saling berhadapan saat berbicara untuk memudahkan membaca gerak bibir anda.
         Bicaralah pelan-pelan serta gunakan suara biasa. Jangan makan permen karet atau meletakkan tangan anda didepan mulut.
         Orang dengan kesulitan pendengaran perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dengan dirinya, jangan memutuskan sesuatu untuk mereka.

Orang yang mengalami kesulitan berbicara
         Jika anda bermasalah untuk memahami apa yang dikatakan silahkan minta untuk diulangi
         Jika anda tidak yakin apa yang telah anda pahami, anda bisa megulangnya untuk verifikasi
         Berikan perhatian penuh kepada orang tersebut. Jangan mengganggu atau memotong pembicaraannya
         Jangan tertawa atau tersenyum-senyum saat orang tersebut berbicara
Dari konsep disabilitas ini, mulailah dengan kebiasaan diri kita memanusiakan dan memberikan martabat kepada penyandang disabilitas. Sekali lagi bertanya jika akan membantu. 

Orang yang menggunakan kursi roda atau yang mengalami kesulitan mobilitas
         Berjalanlah dekat dengan orang tersebut sesuai dengan irama mereka. Tawarkan bantuan bila ada perubahan arah.
         Tempatkan diri Anda sama tinggi dengan mereka untuk menciptakan hubungan yang setara atau adil.
         Orang yang menggunakan kruk membutuhkan lengan mereka untuk menjaga keseimbangan mereka, jangan pernah memegang lengan mereka.
         Terjatuh adalah masalah besar, berikan peringatan apabila lantai basah.

Tuna grahita 
Memiliki usia fisik dan usia mental. Jadi usahakanlah
         Berbicara seperti biasa dengan kalimat- kalimat yang singkat serta mudah dimengerti.
         Luangkan waktu untuk mendengar dan mengerti apa yang orang tersebut bicarakan
         Sabar
         Gunakan kata-kata yang biasa seperti berbicara dengan orang dewasa, ingatlah bahwa dia juga orang dewasa yang dapat membuat keputusan sendiri.
         Tuna grahita bergantung pada kebiasaan yang sudah dikenal dalam mengatur tugas atau kegiatan sehari-hari, sehingga jika terjadi perubahan dilingkungannya mereka memerlukan tenggang waktu tertentu untuk mampu menyesuaikan dirinya.

Orang dengan Kelayuhan Otak (CP)
          Berbicaralah dengan jelas, dan jangan memotong atau menghentikan pembicaraan
         Jika memang Anda belum paham, mintalah lawan bicara anda untuk mengulangi kembali perkataannya
         Kadang orang dengan kelayuhan otak membuat gerakan diluar kesadaran mereka, perhatikan dengan baik-baik apa yang hendak disampaikan

INGAT
·         Jangan membuat keputusan bagi para penyandang disabilitas tentang apa yang mereka bisa lakukan dan apa yang tidak bisa mereka lakukan.
·         Penyandang disabilitas adalah: pribadi-pribadi dengan keluarganya, pekerjaan, hobi, sesuatu yang disukai atau tidak, dan permasalahan serta kegembiraan.  Penyandang disabilitas adalah individu, bukan korban bukan pahlawan.
·         Bahwa penyandang disabilitas memiliki kebutuhan individual terkait hambatan lingkungan yang mereka hadapi dan bukan karena disabilitasnya.
·         Bahwa aksesibilitas sangat penting bagi penyandang disabilitas.
·         Sangat penting untuk bertemu dan mendengarkan apa pendapat penyandang disabilitas.

Materi ini disampaikan oleh Anggiasari Puji Aryatie, handicap International dalam Workshop Media dan Difabel

Tidak ada komentar: